
Selamat malam, kamu yang selalu merasa kesepian padahal sedang berada di tengah keramaian.
Kupikir aku sedang menyapa diriku sendiri. Ya menyapa perempuan berkacamata yang sedang berada di depan cermin. Eh tapi sekarang sedang berada di depan layar monitor hitam, tua dan penuh debu. Bersama segelas teh hangat lengkap dengan suara Chris Martin yang selalu membuat otakku berorgasme setelah mendengar nyanyiannya.
Ku pikir hidupku jauh lebih membahagiakan dibanding kalian-yang-selalu-menunggu-quote-untuk-dijadikan-suplement-melanjutkan-hidup. Masih suka menonton diskusi kalimat-kalimat super dari orang-yang-katanya-hebat itu? Apa sebegitu sulitnya menciptakan nyamanmu sendiri? hehe iya aku lupa kalau orang itu beda-beda cara menangkap dan menilai sesuatu. Seperti tulisan yang pernah kutulis sebelumnya. Mungkin memang kacamataku cara menilainya begitu, maklum saja mata minus suka blur kalau telanjang.
Cuma mau bilang, pada akhirnya Nietzche, Karl Jasper, Immanuel Kant, Sarter, Kiekergaard bahkan Mario Teguh dan orang-orang-yang-terkenal-atau-katanya-hebat-itu hanya akan membuat kita menjadi orang lain saja. Tau gak, semakin kita mencintai keputusan kita sendiri, semakin sedikit pula kita perlu orang lain untuk mencintai keputusan tersebut. Sekali lagi, sebenarnya kita tak butuh penenang. Cukup percaya saja bahwa quotes are nothing, tea solves everything.
Tulisan ini dibuat dalam keadaan sangat lelah. Aku masih waras, cuma sepertinya waktu tidur harus ditambah 2-3 jam untuk kembali menjadi manusia normal yang saling membutuhkan.
No comments:
Post a Comment