Friday, September 28, 2012

3 Hari Untuk Selamanya

Rindu yang kian terbendung lama t’lah mencapai batasnya
Kini tersisa reka semata cara untuk kembal
Rindu yang kian terbendung lama t’lah mencapai batasnya
Kini tersisa reka semata cara untuk kembal

"Rindu yang kian terbendung lama tlah mencapai batasnya. Terbuai indah kenangan baru, sesal jadi penyatu. Segalanya tlah berlalu"

 Dengan napas tersengal-sengal aku berhasil mendaki bukit Sikunir. Dan lelaki yang berdiri di sampingku ini dengan sabar memapahku untuk sampai ke puncak agar tak ketinggalan melihat lukisan mahadasyat dari Sang Kuasa. Dari puncak bukit kami bisa melihat pemandangan luar biasa, gunung Sindoro yang sedang terbakar juga terlihat. Merapi. Sumbing dan awan-awan yang terlihat layaknya arum manis. a nice morning with a nice guy. That was beautiful.

Perjalanan sejauh kurang lebih 5km dari tempat kami menginap, kami menuyuri jalan yang berliku dan cukup curam untuk menuju desa tertinggi di pulau jawa. Langit masih gelap, kali itu pukul 4 pagi waktu indonesia bagian setempat. Masih ada bulan, dan berjuta-juta bintang di atas kepala kami. seperti sedang berada di dalam planetarium alami. Di langit memang banyak bintang, tapi jangan salah di dalam indomaret susah sekali untuk membeli bintang. Kalau kemari jangan lupa bawa dari rumah ya.

3 hari untuk selamanya, kami menulis cerita di Dieng. Kenangan baik lahir di sana. Dan tersimpan rapi di dalam sini. dari telaga warna hingga candi arjuna kami telusuri bersama. Partner yang handal, kami bermain drama kehidupan dengan baik, bahkan penonton di sekitar kami pun sangat antusias menyaksikannya. Ah, sebegitu menyenangkannya kamu, Haikal. Bersamamu, Dieng tak sedingin yang kukira :)
Terbuai indah kenangan baru, sesal jadi penyatu

S’galanya t’lah berlalu

No comments:

Post a Comment