Kalian pernah merindukan sosok yang telah membuat diri kalian jauh lebih sehat? Yang membuat kalian menjadi pecinta berlogika? Yang membuat kalian lebih bisa menjaga hati? Pernah? Aku sedang merasakannya sekarang. Bukan merindukanmu yang menyakitkan, melainkan kenangan ini tak mau diam lirih jika belum disapih. Maka kunikmati ngilu saat ia mengulum-gigit sepasang puting rinduku. Betapa hebatnya kamu sudah membuatku seperti ini, bahkan orang terdekatku pun memetik buah dari bibit yang kamu tanam. Aku belajar banyak, banyak sekali. Menerima walau tak diterima, merelakan pergi ia yang menginginkanku pergi, ikut berbahagia saat ia yang kucinta berbahagia tanpa aku yang menjadi alasan bahagianya.
Lagi-lagi tentang kamu, yang selalu berhasil membuat perempuan pecandu luka seperti ku merangkai kata dengan suka cita. Kamu, musabab disetiap sela jemari. Aku, pesakitan yang nyaman menggaruk borokku sendiri.
Setalah habis ritual ini, tuhan ajari aku merelakan. Lalu dengan remah kekuatan, izinkan aku mencinta dengan bijaksana, seperti belum pernah kau dan aku ciptakan sebelumnya.
ku sering merindukan diriku sendiri, sebagai seorang yang tidak mempermasalahkan kesepian, minum kopi dan mambaca buku sambil memperhatikan gelagat orang-orang, kemudian sesekali menulis puisi tanpa pikir panjang. Sesederhana itu.
ReplyDeleteOh ya, ada salah ketik pada paragraf terakhir tulisanmu