Malam Minggu, orang bilang malam penuh candu asmara. Bagi perempuan sepertiku malam minggu sama seperti malam-malam biasanya. Hanya aku punya waktu dimana seharian bebas menelanjangi buku-buku di bookstore favoritku. Ya, bookstore memang tempat investasi isi kepala termanjur yang sering ku kunjungi. Apalagi aku perempuan tanpa partner yang kemana-mana sendiri, tanpa ada sosok di sebelah kanan yang selalu melindungi. Kata orang malam minggu tak bersama kekasih itu mengerikan. Aku selalu mencari-cari dimana letak mengerikannya. Mungkin, aku terlalu bahagia dengan keadaanku yang sekarang.
Jutaan malam minggu ku habiskan di toko buku. Sekedar membaca di tempat atau membawa pulang untuk camilan di rumah. Selalu menemukan kebahagiaan ketika aku bisa gelesotan di lantai itu, dan aku merasa ini surgaku. Sederhana bukan untuk bisa bahagia. Tak perlu sedih dahulu, bahagia itu diciptakan jangan dicari. Pikiran seperi itu yang selalu mendorongku untuk tetap tersenyum bagaimanapun keadaanku pada saat ini. Dan aku terlalu munafik untuk tidak mengakui aku juga butuh partner berbagi kebahagiaan dan kesedihanku. Ah… sudahlah terlalu melancholi intuk membahas hal ini.
Malam minggu kemarin entah malam minggu kebarapa aku mengunjungi toko itu. Berbekal sekoper rasa ingin tahu tentang bacaan-bacaan terbaru yang baru saja terbit. Aku berjalan dengan penuh birahi. Dan malamnya aku bercinta dengan kertas dan pensil kayu kesayanganku. Hasilnya? Orgasme otak ketika tulisanku selesai. Sesimple inikah malam minggu yang kata orang itu mengerikan? aku itu seperti sepi yang terharu memeluk dirinya sendiri. Melangkah pasti melalui hari-hari. Karena bagiku setiap kisah itu punya porsi kenangan masing-masing. Dan aku sedang menikmati tiap porsi yang ku santap setiap hari.
No comments:
Post a Comment