"kalau berteman jangan pilih-pilih" adalah kalimat yang sekarang terdengar begitu basi di telingaku. Kalau ngga memilih teman berarti kita harus berteman dengan siapapun. Termasuk dengan orang jahat? Lah, aku ngga pernah pilih-pilih teman saja dijahati sama teman sendiri. Gimana ngga basi dengar kalimat seperti itu?
“Bebaskan pikiranmu; beri ruang untuk gagasan-gagasan. Lebih banyak pilihan, lebih mudah buatmu untuk memutuskan.” ini juga, semakin banyak pilihan yang ada semakin susah menentukan. sekarang sedang diantara dua pilihan saja bingung, bagaimana kalau lebih dari itu? yaelaaaah..
memang semua salah sang pepatah kenapa harus memberikan jalan disaat yang tak tepat.
Monday, June 25, 2012
Sunday, June 24, 2012
Sebenarnya itu Bagaimana?
"maaf bukan maksutku begitu" katamu
Aku sama sekali tak merasa sedang dikhianati
Yang kulakukan serta merta dari hati
Saat waktu menceritakan semuanya
lalu pengkhianatan pun harus diterima
sakit memang, tapi yasudalah
Waktu, ketika selalu bercanda kelewatan
sadarkah kau begitu menyakitkan?
Aku bersusah payah mengobati luka
tuk kembali seperti semula
sebelum bertemu kamu
lalu mengenal cinta
Tapi realita belum puas memukuliku
menjatuhkanku hingga titik minus tuk kesekian kali
membuat langkahku tak berarti
Semesta, konspirasi macam apa lagi ini?
-untuk kamu, yang berhasil menjatuhkanku dari puncak ketinggian. Terimakasih-
Aku sama sekali tak merasa sedang dikhianati
Yang kulakukan serta merta dari hati
Saat waktu menceritakan semuanya
lalu pengkhianatan pun harus diterima
sakit memang, tapi yasudalah
Waktu, ketika selalu bercanda kelewatan
sadarkah kau begitu menyakitkan?
Aku bersusah payah mengobati luka
tuk kembali seperti semula
sebelum bertemu kamu
lalu mengenal cinta
Tapi realita belum puas memukuliku
menjatuhkanku hingga titik minus tuk kesekian kali
membuat langkahku tak berarti
Semesta, konspirasi macam apa lagi ini?
-untuk kamu, yang berhasil menjatuhkanku dari puncak ketinggian. Terimakasih-
Friday, June 8, 2012
Cepet Sembuh, ya...

Semua orang pernah kecewa, kamu pasti juga. Aku apalagi. Sering. Dengan bapak-ibu, dengan dosen, dengan nilai, dengan orang terdekat, dengan teman sepermainan, bahkan kecewa dengan diri sendiri lebih dari sering. Sekarang ini juga lagi.
"kamu kenapa akhir-akhir ini suka menyendiri sih?" salah satu teman menanyakan pertanyaan yang yang sudah pasti hanya kujawab dengan senyuman. Aku yang sedang sakit atau memang semakin menggunungnya kekecewaanku pada diri sendiri? Eh! bukannya dua pernyataan tersebut sama saja? hanya beda di susunan hurufnya kan?
Sering sekali aku merasa sepi di tengah keramaian dan merasa ramai di saat kesepian. Itu alasan kenapa aku lebih suka menyendiri dan menyumpal telingaku dengan hedset yang bervolume besar, belakangan ini. Jangan pernah tanya sampai kapan, karna aku tak bisa memastikan jawabannya.
Orang-orang semakin cerewet. Kupikir mereka tengah menjadi filsuf. Aku juga sedang menjadi filsuf, banyak tanya pada hati. Kasian, sampai butuh plester untuk membalut goresannya.
ah udah ah, aku mau tidur siang aja. nanti malam ada Pure Saturday dan Germany tanding bola. Semoga habis itu langsung sehat.
Get well soon, an introvert one.
Friday, June 1, 2012
Alright, I'll write
Sore setengah 6, di kos teman dan bersama langit kelam. Aku melewatkan matahari tenggelam.Orangenya hilang, Tiba-tiba ingin berubah menjadi sesuatu yang lain, siapa tau bisa tau merasakan menjadi sesuatu tersebut. okay, aku akan menuliskan keinginanku yang asik ini.
ingin menjadi semut. ketika jalan berpapasan bisa berciuman.
ingin menjadi bebek, ketika jalan pantatku bisa geol ke kiri dan ke kanan.
ingin menjadi nasi, ketika kamu lapar kamu akan mencariku untuk makan.
ingin menjadi sepatu, selalu berpasangan tak pernah merasa kesepian.
ingin menjadi adzan maghrib, agar selalu mengingatkanmu untuk bisa ngobrol sama Tuhan.
terimakasih laptop merah, hatiku jadi bungah.
Subscribe to:
Posts (Atom)