Wednesday, July 20, 2011

Sekaleng Getir

Apa lagi yang mau diceritakan? Sepetak ruang hampa di hatiku? Selembar kelam masa laluku? Sekaleng getir yang memabukkanku? Tuhan dan kalian juga tahu aku orang yang menyedihkan. Tidak perlu banjir air mata untuk membuktikan itu. Empati yang mengalir deras ke hulu sungai ku semakin membuatku yakin, aku sedang mengadakan perjamuan penuh belas kasihan.
Derita tentang rasa kehilangan selalu rasa sakit yang meyambar. Menyerang saraf kepala, mengorek nadi. Ah, bukankah ini istimewanya menjadi kenangan selalu mudah untuk diingat. Ya, inilah efek dari mengenangmu dengan fermentasi yang sempurna. Melalui pasteurisasi untuk menghilangkan kuman dan bakteri dihidupku. Kuman yg menjadikanku sampah dan bakteri yg menjadikanku terhina. Aku hanya punya harga diri yang tersimpan dalam botol dan kaleng. Aku menjaganya agar tidak menguap karena akan mengurangi rasa khas diriku.
Karena aku adalah sekaleng getir yang dapat menyembuhkan beberapa masalah kesehatan hatimu, namun bila tidak mempan, tidak apa-apa karena kamu boleh minum sepuasnya untuk melupakan permasalahan hatimu. Rasa getirku bisa dinikmati, rasanya sama dengan getir hidupmu, sayang.

No comments:

Post a Comment