Yth.Bapak/Ibu Anggota Dewan.
Dimana pun Anda berada (di gedung kura-kura tengkurap, di mobil berpajak ratusan juta, di toko brand terkemuka, di rumah dinas seharga miliaran rupiah, di tempat ibadah. Dimanapun Tuhan menangkap setiap bayangan kalian).
Saya hanya ingin minta tolong dan bertanya pada Anda sekalian. Tolong lihat kami rakyat dibawah garis miskin yang juga ingin merasakan bangku pendidikan tapi tak bisa lantaran biaya yang selangit itu. Rakyat telanjang pendidikan yang diperbodoh di negeri sendiri.
Setahun yang lalu, dimana Anda dan serombongan manusia berjas rapi bersepatu mengkilat dilantik, disumpah serapah di bawah kitab suci di Istana termewah di negeri manusia bertopeng ini. Berjalan dengan angkuhnya, bergelimangan tahta dan tidak lupa mengumbar janji di podium eksklusif itu. Salah satu janji yang masih saya ingat sampai sekarang adalah “pendidikan murah untuk kalian yang kurang mampu!”
Bahkan dengan bangga dan yakinnya kalian mengaku sebagai penyambung lidah rakyat. Kalian, manusia(yang mengaku) terpilih diberi amanat oleh kami untuk mengemban kebajikan. Dimana janji sekolah murah untuk kaum tak kasat mata yang jauh dari dewa keadilan?
Kenapa lama-lama sekolah itu seperti pelacur? Harus membayar mahal dulu baru bisa mendapatkannya. Dan dimana biaya operasional sebanyak 2 triliun rupiah yang katanya untuk pendidikan itu?
Percuma kalian punya Undang-Undang, telan saja dengan hasrat yang tak punya rasa kemanusiaan. Kami butuh buku, bukan butuh uang. Kami butuh pengajaran, bukan penghajaran atas hak kami. Buku-buku bata-bata. Bahasa indonesia, bahasa jari-jari baja. kata-kata sudah tak ada lagi maknanya. lidah-lidah kami dipenjara. Kalimat-kalimat kami disekap dalam ruang kedap suara. Kini kami beratapkan awan mendung. Dan kalian mengepulkan asap hitam masa depan kami, juga bangsa ini.
Selamat malam para lintah darat. Semoga kalian dikutuk tujuh turunan.
No comments:
Post a Comment