Wednesday, October 19, 2011
yang Aku Dapat dari Rasa Bosan
Tuhan Yang Maha Kece, caraMu begitu banyak untuk mengistirahatkan hambamu yang kelelahan. Kau mengenalkanku pada Varicella yang kemudian aku terkapar di ruanganku sendiri sudah separuh dari 7 hari dalam seminggu. `virus yang cukup menyakitkan dan mempunyai efek bisa mengurangi rasa percaya diri karena bekas-bekas yang ditimbulkan. Aku sendiri merasa aneh berhari-hari di dalam rumah, tidak ada yang harus dikerjakan secara optimal, kehabisan buku bacaan makin parah lagi teh di dapur hanya cukup untuk 2 gelas saja. Selama ini aku hanya ditemani monitor tua berwarna hitam, dan kidung-kidung yang berhasil dikeluarkan lewat speaker. Ritual seperti itu terhenti ketika jam tidur berkunjung. Dan dimulai lagi keesokan hari dari awal membuka mata. Dan ini membosankan! Mungkin aku yang terbiasa dengan mobilitas tinggi tiba-tiba diharuskan untuk lebih banyak di menghabiskan waktu di rumah. Ini lebih lelah daripada seharian berkeliling jalanan ibu kota dan memperhatikan dosen ngajar di kelas. Aku juga jadi akrab dengan Acyclovir, tablet 400mg yang setiap 5jam sekali harus masuk ke dalam tubuhku. Dunia hanya seluas kamar saat aku kehabisan ide untuk membunuh bosan yang menggerogoti tubuhku, virus bosan kupikir lebih mengerikan dibanding Varicella itu sendiri. Ujungnya aku hanya berhasil menulis selembar keluh sebenarnya lebih baik jika isi tulisan ini bukan keluhan-keluhan yang kurang mendidik. Dari sini Tuhan jadi terlihat semakin Kece, Dia memberitahu tentang sesuatu yang harus dipelajari melalui pengalaman yang kualami sendiri. Dan setelah ini aku sudah resmi dilantik menjadi manusia seuntuhnya karena Varicella ini. Harapanku, tidak ada yang membekas sedikitpun, yang membekas cukup luka dalam hati saja.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
waktu udah kering, luluran pake bulir jagung, kalau ga salah, atau minta resep sama shinshe, biar sembuhnya ga membekas...
ReplyDelete