
Kemarin tanggal 1 di bulan 4, aku terlahir kembali ke dunia yang tidak pasti ini. Mendesis pelan dan muncul di keramaian Kampus Kemarau. Kusaksikan senja yang tidak jingga sore itu. Tak ada matahari di ujung barat dan langit basah. Sayup ku dengar gemercik air yang menetes dari atap Kampus yang tidak hijau, seperti rintihan kesepian. Bising suara bola pingpong lalu-lalang di lobi terbawah. Beberapa orang terpaku di dalam ruangan. Aku benar-benar sedang melihat pengungsian di kampusku. Kampus ini dimana beberapa bulan lampau, dalam kehidupan baruku, aku begitu mencintainya.
Di bawanya aku ke kantin dadakan. Kantin seadanya yang mampu memberi pasokan perut kami yang meronta kelaparan. Dengan maksut ingin membeli segelas teh hangat, aku berjalan paling belakang diantara rombongan. Mendorong pintu dan melihat teman-temanku membawa tart mini di atasnya ada lilin angka 20 menyala dengan berani. Seiring dengan tetesan lilin yang membuat angka 2 berubah wujud, aku menyapaikan sejuta harapan. Harapan yang berani seberani api yang melelehkan lilin-lilin di atas tart mini itu.
Kampus kemarau dan kantin dadakan di dalamnya menjadi saksi bisu kepala dua ku. Dan tart mini paling manis sepanjang 20 tahun perjalanan hidupku adalah hadiah terindah yang terkumpul dari jutaan perhatian teman-teman terbaikku. Begitu indahnya awal tahun ku. Tahun dengan angka 2 yang menjadi awal perjalanan besarku. Terima kasih, perhatian kalian adalah segalanya bagiku
oh oh oh ♥
ReplyDeleteselamat yaa, aku iri dengan keadaanmu itu :)
ReplyDeletehahaha kadonya mana koh alex??
ReplyDeletejoel, my belovedfriend. jgn iri kisahmu pasti akan lebih membahagiakan dr bacaan yg km baca ini :)
ReplyDeletehehe ya! semoga! karena aku tidak mau kalau hanya 'mungkin' :)
ReplyDelete*maaf telat bales haha