Hujan tak kunjung reda. Aroma tanah yang menghibur indra penciumanku lambat laun mulai menghilang, menguap ke udara. Selokan samping rumah kini berubah menjadi kolam renang mini dadakan. Seiring tetes air yang datang keroyokan, aku hanya diam melihat keluar melalui celah jendela.
Pagi ini basah. Batarasurya, sepertinya hari ini lebih memilih untuk bersembunyi. Langit yang sendu membirukan ruanganku. Ayam-ayam menggeliat bosan dalam kandangnya terkurung etalase sepetak triplek sepanjang rumah ini. Mereka seperti pelacur-pelacur kesepian yang menunggu pelanggan dan sentuhan. Pedagang bubur ayam tersenyum sengit karena buburnya hari ini laku sedikit. Bahkan aku bisa melihat tawanya yang ungu kebiruan memuai di udara. Dan aku, tetap terjaga dengan situasi seperti ini. Cara hujan pagi ini membuatku terlalu kesepian.
Aku mengularkan kotak kebahagiaanku. Dengan setengah terburu aku segera membukanya, ternyata kosong. Tak kudapatkan selembar senyum di dalamnya apalagi setetes keramaian. Aku melihat kotak ini dengan mata yang tidak dimiliki orang lain. Aku bisa melihat berlembar-lembar senyum dan kepalan cahaya biasanya. Tapi, kali ini gelap! Yang ada hanya setangkai sunyi yang tumbuh dengan anggun dan indah di dalam sana. Kali ini aku lebih mirip seperti penyemai sunyi.
Sudah saatnya aku mengisi ulang kotakku ini. Sepekan terakhir aku menggunakan isinya hingga tak bersisa. Ternyata menggunakan berlembar-lembar senyum hingga berubah menjadi tawa itu tidak baik bagi tubuhku. Buktinya di saat aku butuh obat kesepian aku kehabisan stok senyuman. Rasanya seperti sia-sia untuk dipertahankan ketika kusaksikan lembaran senyuman itu berubah menjadi setangkai sunyi.
Memutar otak dimana aku bisa mengisi ulang kotak kebahagianku yang mulai jamuran ini. Di sela-sela tetesan air yang mereda, sepertinya sang empunya siang kembali bekerja. Di ujung barat di antara perbukitan yang baris dengan indahnya aku melihat paduan warna-warna yang paling rahasia buatku menganga dan yakin. Pelangi, tampak begitu indah dengan spektrum warnanya. Bahkan kotak ku mulai berisi lembaran kebutuhan kebahagiaan yang kembali memenuhi kotak ini.
No comments:
Post a Comment