Friday, April 1, 2011

Taman Bunga Dalam Rumah ku

Ia melepasku dengan wajah hampir tenggelam dalam senja yang kelam. Kuyakinkan padanya untuk jangan berharap aku akan kembali. Begitulah, ia mungkin saja masih membayangkanku di taman bunga pada pagi lembap. Seperti juga aku selalu membayangkannya sebagai kumbang yang mengagahi bunga. Seseorang yang membuatku percaya tentang mimpi. Tentang segala sesuatu yang ajaib. Ia membawaku menyelami kehidupan, terus mengalir. Terus tersenyum. Sebab, hari masih terlalu balita untuk menangisi keadaan.

Di sini, hujan turun sejak pagi. Februari basah pada musim yang tak lagi bernama. Terkadang membagikan cahaya yang berlimpah dan belakangan ini membawa air yang memenuhi selokan samping rumah. hujan hari ini membuat jendela kaca berembun bentuk titik-titik kecil, mengalir pelan, meinggalkan jejak basah. Kubuka gorden, dan pucat! Terlalu pucat aku melihat!

Aku gemetar, karena aku takut terluka, aku tak ingin hilang.

Aku menangkap sesuatu yang tiba-tiba hening. begitu dekat. Aku tertidur. Entah, mungkin tidak tidur tapi seperti tertidur.

Hening. Suara bunga-bunga menaungi telingaku.

Aku mungkin pula menjadi kupu-kupu, menangiskan sekuntum mawar yang hilang dari masa silam. Kupu-kupu yang suatu kelak akan pergi ke negeri tak terbayangkan. Tapi, tahukah ia, taman bunga dalam rumahku sedang tumbuh dengan indahnya.

Benar, aku merindukan kedatangan kumbang baru di tamanku.

3 comments:

  1. Aaaaaaa keren keren keren!!! Kata kata mu hebat her *iri*

    ReplyDelete
  2. makasi yo ehehe. TOs dulu biar keren. *TOS*

    ReplyDelete
  3. dengan adanya kumbang baru(nanti) pastikah tidak ada bug's buster disekitar kebun anda?
    terimakasih :)

    ReplyDelete