Kelak, kecupan-kecupan virtual itu akan menjadi kegiatan rutin tiap kita berpapasan ditiap ruang rumah kita.
Kelak, ucapan selamat pagi akan berubah menjadi kecupan terhangat ketika matahari menyelinap melalui gorden kamar kita.
Kelak, makan malam romantis akan menjadi hasil beberapa jam kerepotan kita mencoba memasak berdua.
Kelak, panggilan sayang akan berubah menjadi "Papa-Mama" untuk melatih buah hati kita menyapa kita.
Kelak, pertengkaran-pertengkaran kecil akan didamaikan oleh tangisan buah hati yang ketakutan karna nada tinggi kita.
Kelak, akan ada kecupan di tanganmu tiap kau akan meninggalkan dan pulang.
Kelak, akan ada larangan memakan makanan berkolesterol tinggi. Bukan karna berat badan, melainkan demi kesehatan.
Kelak, rambutku mulai rontok, bukan karna sisirmu yang terlalu keras, tapi akarnya yang rapuh dimakan usia.
Nanti, di rumah minimalis bertaman, sore, kita menikmati teh di sebuah teras. Bercerita kepada anak cucu kita dengan bangganya tentang perjuangan membentuk aku dan kamu menjadi kita, tentang sebuah pelukan, tentang sebuah kesabaran, tentang sebuah ketekunan, tentang sebuah pertengkaran, tentang sebuah cinta hingga akhirnya melahirkan mereka.
Kelak...
Tetaplah di sini, mewujudkan aku dan kamu...suatu hari nanti. Kita.
Kelak, ucapan selamat pagi akan berubah menjadi kecupan terhangat ketika matahari menyelinap melalui gorden kamar kita.
Kelak, makan malam romantis akan menjadi hasil beberapa jam kerepotan kita mencoba memasak berdua.
Kelak, panggilan sayang akan berubah menjadi "Papa-Mama" untuk melatih buah hati kita menyapa kita.
Kelak, pertengkaran-pertengkaran kecil akan didamaikan oleh tangisan buah hati yang ketakutan karna nada tinggi kita.
Kelak, akan ada kecupan di tanganmu tiap kau akan meninggalkan dan pulang.
Kelak, akan ada larangan memakan makanan berkolesterol tinggi. Bukan karna berat badan, melainkan demi kesehatan.
Kelak, rambutku mulai rontok, bukan karna sisirmu yang terlalu keras, tapi akarnya yang rapuh dimakan usia.
Nanti, di rumah minimalis bertaman, sore, kita menikmati teh di sebuah teras. Bercerita kepada anak cucu kita dengan bangganya tentang perjuangan membentuk aku dan kamu menjadi kita, tentang sebuah pelukan, tentang sebuah kesabaran, tentang sebuah ketekunan, tentang sebuah pertengkaran, tentang sebuah cinta hingga akhirnya melahirkan mereka.
Kelak...
Tetaplah di sini, mewujudkan aku dan kamu...suatu hari nanti. Kita.
Thankyou, For Loving Us

No comments:
Post a Comment